Polman Radar Istana- Karna data BPS dan data Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polman tidak singkron sehingga timbul dugaan tinggi...
Polman Radar Istana-
Karna data BPS dan data Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polman tidak singkron sehingga timbul dugaan tingginya anak putus sekolah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman),Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar)disebabkan data yang dimiliki BPS dan Dikbud diduga tidak sesuai fakta yang ada.
Kabupaten Polman diketahui pernah menjadi pemecah rekort pengembalian anak putus sekolah terbanyak,namun sesuai data BPS yang ada sekarang justru Polman meloncat tinggi anak putus sekolah,bahkan mencapai 4.181 anak,sedangkan data yang dimiliki Dins Pendidikan dan kebudayaan Polman,sesuai data By name By Address hanya 1.781 anak
Perbedaan data BPS dengan Data Dikbud Polman terungkap dan diketahui saat DPRD Komisi IV Kabupaten Polman menggelar rapat dengar pendapat, antara Dinas Pendidikan dan Serikat Mahasiswa dan Rakyat(Semarak) yang dipimpin ketua komisi IV Rusnaedy Luwu,diruang aspirasi,Rabu 5 April 2023 yang di pimpin oleh ketua komisi IV Rusnaedi yang dihadiri sejumlah anggota komisi IV,dalam rapat itu juga dihadiri oleh Plt Sekertaris Dikbud Polman Haris Syahril.
Asrul Husna selaku perwakilan Ampas mengatakan berdasarkan data BPS ada sekira 4.181 anak putus sekolah, angka ini membuat Polman menempati urutan pertama di Sulbar terbanyak anak putus sekolahnya,itu tingginya sangat signifikan jumlahnya.untuk itu kita ingin mengetahui seperti apa progres dari Dikbud kenapa tidak ada penurunan,dan Selama ini apa yang mereka lakukan terkait masalah ini,”Tahun 2022 sampai sekarang tidak ada penurunan signifikan. kurang lebih 4181 anak usia 7 sampai 15 tahun di Polman tidak mengenyam pendidikan data tersebut bersumber dari Badan Pusat statistik (BPS) ini butuh penjelasan, kenapa seperti tidak ada perhatian.”Ujar Asrul.
Menurut nya,yang jadi problem utama sampai anak putus sekolah itu adalah persoalan ekonomi, sehingga kita harus Carikan solusi agar bagaimana anak ini dapat bersekolah kembali,sebab melihat dari berbagai sumber berita tidak ada yang menerangkan penurunan angka putus sekolah di Polman.ucapnya
Sementara itu Plt,Sekertaris Dikbud Polman Haris Syahril, mengatakan, angka yang disampaikan oleh mahasiswa tersebut, sebenarnya sejak dari tahun 2011, sementara salah satu kendala kami yaitu kesulitan data terkait By Name,By Address (BNBA),
2013-2015 pernah kita anggarkan untuk pengembalian anak putus sekolah melalui pendidikan non formal, namun itu tidak pengaruh, dan ada anak yang putus sekolah sudah menikah dini dan itu masih terdata dalam data BPS.
“sejak 2018 kita mengintervensi pendidikan anak putus sekolah melalui PKBM, sedangkan ditahun 2022 dinas itu kesulitan data,namun data yang dimiliki diknas itu yang ditemukan yaitu jumlah anak putus sekolah tingkat SD 680 orang tingkat SMP 791, SMA 404 sehingga menjadi 1875 anak.ini data BNBA, berdasarkan data yang ter input di dapodik,dari data itu sudah ada 683 sudah kembali bersekolah,”tutur Haris.
Haris katakan sampai saat ini rujukan pendidikan di Sulbar masih berada di kabupaten Polman, guru guru penggerak yang banyak lulus itu kebanyakan dari Polman program kementerian pendidikan saja ketika ada maka itu itu masih di Polman yang dijadikan rujukan.
Untuk terkait data yang dimiliki oleh BPS dan diknas yang ada perbedaan kita akan mengkoordinasikan untuk mencocokkanya.tukas Haris
Ketua komisi IV Rusnaedi menyampaikan selaku lembaga legislatif dengan fungsi pengawasan kita akan kawal terus progresnya apalagi kebijakan PMK 212 ini yang memberikan porsi anggaran agak lebih ke pendidikan sehingga kita akan awasi terus sudah sejauh mana intervensi nya",pungkas Rusnaedi Luwu.(Skr)
COMMENTS