Radar Istana.Jakarta - _Human Security_ atau keamanan manusia, berarti meliputi keamanan lingkungan, keamanan ekonomi, keamanan pribadi, ...
Radar Istana.Jakarta -
_Human Security_ atau keamanan manusia, berarti meliputi keamanan lingkungan, keamanan ekonomi, keamanan pribadi, keamanan pangan, keamanan politik, serta segala hal yang berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia. Hal ini sangat terkait dengan pertanahan dan tata ruang yang diampu Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk kelangsungan hidup manusia.
“Berdasarkan _SDGs_ ( _Sustainable Development Goals_ -Tujuan Pembangunan Berkelanjutan-red), hal ini mempunyai tujuan akan gagasan ketahanan yang mendesak negara-negara untuk berpikir dan bekerja keras dalam membangun dan menciptakan komunitas dan lingkungan yang tangguh,” ujar Wamen ATR/Waka BPN dalam sambutannya secara daring di acara International Conference on Current Legal Issues and Human Security oleh UNIKA Atmajaya pada Rabu (24/11/2021).
Dalam acara ini, Surya Tjandra membahas seputar implementasi penataan ruang dan agraria dalam konteks ketahanan dan keamanan. Ia menjelaskan bahwa baru-baru ini Presiden RI, Joko Widodo, menegaskan kembali dukungannya untuk target _net-zero emissions_ pada agenda COP26 di Glasgow, UK awal bulan November 2021 ini. Hal ini juga sejalan dengan adanya beberapa pendekatan tata ruang secara komprehensif yang telah dilakukan di beberapa tempat, seperti di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, wilayah metropolitan Jabodetabek-Punjur (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur), dan lain-lain.
Lebih lanjut, Surya Tjandra juga menyebut persoalan penjalaran kota dan pertumbuhan penduduk yang bergerak cepat. Menurutnya, faktor-faktor ini mengharuskan perencanaan kota dengan baik berikut wilayah pendukung di sekitarnya, seperti kawasan andalan atau kawasan penyangga.
Oleh karena itu, saat ini Kementerian ATR/BPN tengah menjalankan program penataan ruang yang digabungkan dengan urusan agraria sehingga menyentuh kepada isu ekonomi dan ketahanan pangan. “Kami juga diberi tugas besar untuk mendistribusikan kembali tanah yang tersedia sehingga petani dapat memiliki tanah dan mencari nafkah. Inilah yang kami sebut program Reforma Agraria, salah satu program strategis nasional Presiden Joko Widodo,” terang Surya Tjandra.
Salah satu hal yang cukup penting bagi Surya Tjandra ialah persoalan keamanan dunia siber dan data pribadi. Menurutnya, pandemi telah memaksa semua pihak untuk lebih bergantung kepada media digital daripada sebelumnya. “Di Kementerian ATR/BPN, kami sedang dalam proses transformasi digital. Kami harus bersiap untuk itu dan kami harus cepat,” ujarnya.
Terakhir, Wamen ATR/Waka BPN berharap bahwa semua pihak dapat tumbuh bersama untuk menjadi lebih tangguh setiap harinya, demi membangun masyarakat Indonesia dan dunia yang lebih tangguh. Wamen ATR/Waka BPN juga mengutip perihal faktor ketahanan karya Karen Reivich sebagai penutup yang berbunyi, “Ketahanan bukanlah segalanya atau tidak sama sekali. Itu datang dalam jumlah. Anda bisa menjadi sedikit tangguh; tangguh dalam beberapa situasi, tetapi tidak dalam situasi lain, dan tidak peduli seberapa tangguh Anda hari ini, Anda bisa menjadi lebih tangguh besok," pungkasnya.(ZD)
COMMENTS