Simalungun.-radar istana Pelaksanaan Pembangunan Proyek Bronjong berlokasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei kecamatan Bosar Ma...
Simalungun.-radar istana
Pelaksanaan Pembangunan Proyek Bronjong berlokasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) sebagai upaya mencegah agar dinding parit induk tidak lagi longsor. Terlebih kondisi tanah dilokasi parit KEK Sei Mangkei berjenis tanah labil yang mudah longsor bila hujan deras.
Pengerjaan proyek Bronjong yang menggunakan material batu kali dan kawat sudah hampir seratus persen rampung di kerjakan oleh pihak Rekanan. Amatan Radar istana dilokasi, dalam pengerjaan bangunan Bronjong tersebut juga berdampak buruk bagi warga pengguna jalan. Tatkala aktivitas hilir mudiknya truk - truk besar pengangkut material tanah urug bagi memenuhi kebutuhan proyek Bronjong dinilai sebagai pemicu timbulnya debu dilokasi yang mengganggu sesama pengguna jalan.
Bukan cuma masyarakat pengguna jalan yang merasakan dampaknya, pedagang pinggir jalan dekat lokasi proyek pun terimbas dan mengeluh karena kerap harus makan debu dari aktivitas hilir mudiknya truk angkutan tanah urug pada proyek Bronjong di KEK Sei Mangkei.
" Hajab kali sekarang ini Bu, semenjak ada proyek Bronjong kami makan debu terus, pembeli pun jarang mau datang kesini, jadi berkurang pendapatan kami," ujar Ucok pedagang pinggir jalan kepada media ini.
Begitupun dengan Rizal warga Desa Boluk kecamatan Bosar Maligas yang sehari - harinya harus melintas dijalan itu untuk belanja kebutuhan di kota Perdagangan. Dirinya kerap terganggu saat melintas di jalan tersebut dikarenakan kondisi jalan,dipenuhi tanah yang berjatuhan dari atas truk pengangkut tanah.
Kepada media ini Rizal mengatakan, bahwa dirinya sangat merasa tergganggu saat melintasi jalan sekitar proyek Bronjong kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei, karena banyaknya truk besar hilir mudik yang menimbulkan debu tebal, Senin (11/10/2021)
" Setiap melintasi jalan ini, dari simpang Mayang sampe simpang Boluk kurang lebih 8 km, nyampe pertengahan jalan antara perumahan karyawan PTPN3 Sei Mangkei dan simpang Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang ada aktivitas pengerukan tanah urug untuk menimbun Bronjong pinggir jalan itu, disitu mulai la kita dikasi makan debu," ujar Rizal.
" Mestinya pihak rekanan harus mengingatkan para sopir untuk menutup truknya pakai tenda, supaya tanah tidak jatuh berceceran di jalan dan jadi debu kayak gini," papar Rizal lagi.
Pantauan Radar Istana dilokasi penggalian tanah urug, tampak truk - truk bermuatan tanah melakukan aktivitas mengangkut tanah menuju lokasi penimbunan proyek Bronjong, tapi tidak menggunakan tenda penutup muatan. Sehingga tak ayal disepanjang jalan menuju lokasi proyek Bronjong berceceran tanah yang dapat menimbulkan debu.
Ceceran tanah yang terlindas berbagai jenis kendaraan menimbulkan debu tebal serta menghalangi pandangan mata, membuat para pengguna jalan yang mayoritas bersepeda motor harus berhenti sesaat karena pandangan mata tertutup oleh debu.
Tak jarang masyarakat pengguna jalan menegur dan mengingatkan Sopir truk pengangkut tanah urug agar menggunakan penutup tenda pada muatannya, mencegah agar tanah tidak berserakan di jalanan aspal. Bukannya menjawab, sopir truk hanya tersenyum menyeringai sambil berlalu.
Hingga diterbitkannya berita ini, pihak dari Pemborong maupun Rekanan proyek Bronjong KEK Sei Mangkei belum dapat ditemui untuk dikonfirmasi ataupun memberikan tanggapan.
( Sahriani )
COMMENTS