Radar Istana - Simalungun. Dampak yang ditimbulkan jika PKS mengolah buah mentah dalam jumlah besar dapat memicu banyak permasalahan, dian...
Radar Istana - Simalungun.
Dampak yang ditimbulkan jika PKS mengolah buah mentah dalam jumlah besar dapat memicu banyak permasalahan, diantaranya adalah terjadinya losses, turunnya mutu rendemen CPO/PKO, serta pabrik rentan mengalami kerusakan.
Problem lainnya adalah limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang berasal dari buah sawit mentah yang diolah atau digiling PKS akan menjadi limbah padat tankos. Namun tankos dari buah mentah berbeda dari tankos yang berasal dari (TBS) yang matang. Tankos dari buah mentah agak sulit bersih ketika diolah oleh pabrik, sehingga tetap meninggalkan brondolan yang sangkut di janjangan tankos. Disebabkan brondolan buah mentah yang masuk ke (dump theresher) pabrik agak susah terlepas dari janjangan. Penyebabnya diduga karna buah sawit yang digiling adalah masih kategori buah mentah.
Mirisnya, diduga demi untuk memenuhi ambisi mengejar target yang tinggi, Edi Arianto Maneger PTPN IV Unit Bah Jambi, kecamatan Jawamaraja Bah Jambi, kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, telah mengabaikan norma kriteria panen yang sudah menjadi acuan perusahaan selama ini, dan tidak mempertimbangkan dampak yang bisa timbul jika PKS diharuskan mengolah atau menggiling buah mentah apalagi dalam skala besar.
Pantauan Radar Istana dan Tim dilokasi tempat pengumpulan hasil ( TPH) kelapa sawit tahun tanam 2000 Afdeling 7, Unit Bah Jambi, tersusun buah mentah yang baru dipanen karyawan. Namun, dari seluruh buah sawit yang ada di TPH tersebut, sama sekali tidak terlihat tandan buah segar matang, Kamis (16/09/2021) sekira pukul 13.30 Wib.
Salah seorang pemanen yang ditemui dilokasi menyebutkan karena pusingan rendah, 5 dan 6 hari sehingga buah sawit tidak sempat matang.
" Pusingan panen kami 6 hari, terkadang 5 hari, mana la sempat matang buahnya, padahal tiap hari kami harus dapat basis," ujarnya.
" Memang udah kayak gitu panenan kami tiap harinya, Asisten diam aja kog, berarti kan boleh," pungkasnya lagi.
Untuk mendapatkan informasi lebih jelas terkait karyawan bebas panen buah mentah, Radar Istana mencoba menemui asisten afdeling 7, Dwi dikantornya untuk konfirmasi, tapi tidak dapat ditemui.
" Asisten sedang ke lapangan, gak tau jam berapa balik kekantor lagi," sebut Kerani 1.
Hingga berita ini diterbitkan, Asisten afdeling 7, Dwi dan Maneger PTPN IV Unit Bah Jambi Edi Arianto belum dapat ditemui untuk dikonfirmasi terkait dibebaskannya karyawan panen buah mentah.
(Sahriani)
COMMENTS