Labuhanbatu - Radar Istana.com Sekelompok warga yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit di Pasar 1 Dusun Sei Kelapa 1, Desa Tanjung Ha...
Labuhanbatu - Radar Istana.com
Sekelompok warga yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit di Pasar 1 Dusun Sei Kelapa 1, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu mempersoalkan kutipan uang untuk biaya penimbunan jalan.
Pasalnya, pengutipan itu dilakukan oleh Kepala Dusun Sei Kelapa 1 Manasar Sitorus sebanyak 30 rupiah per kilo gramnya dari para petani yang memiliki lahan di Pasar 1 Dusun Sei Kelapa.
Hal itu dikatakan Dolok Saribu dan kedua rekannya didampingi anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Josman Sinaga SH dari dapil 3 kepada Radar Istana, Minggu (15/08/2021) di areal perkebunan dimaksud.
Dolok Saribu, menyebutkan, pengutipan itu diakuinya berdasarkan kesepakatan bersama untuk penimbunan jalan pengeluaran buah hasil panen.
"Memang benar kutipan 30 rupiah perkilo itu hasil kesepakatan kami bersama. Tetapi kutipan itu tidak kami ketahui berapa jumlahnya yang masuk dan uang keluar. Karena kadus ( Manasar) selaku pengutip tidak transparan,"ujar Dolok dibenarkan oleh kedua rekannya.
Selain itu, lanjut Dolok Saribu, setiap masuk material untuk penimbunan jalan, para pemilik lahan di lokasi itu tidak pernah diberitahukan oleh Manasar.
"Kami tidak tahu materialnya dari mana dan berapa jumlah truck yang sudah masuk membawa material. Sama sekali tidak ada keterbukaan,"timpal rekannya yang mengaku bermarga Lumban Gaol.
Akibat tidak ada keterbukaan pengelolaan keuangan tersebut, para warga yang memiliki lahan di lokasi itu tidak tahu sampai kapan akan berhenti pengutipan uang dari petani.
"3 hal itu yang kita masalahkan Pak. Sebab dalam pengelolaan keuangan itu tidak ada dibuat kepengurusannya. Misalnya ketua, sekretaris dan bendahara, hanya si Manasar sendiri yang kelola uang itu dan tidak ada keterbukaan, kepada kami"timpal rekannya lagi.
Masih kata Lumban Gaol, jalan blok panen itu sudah 3 kali dilakukan perbaikan dan sudah 2 kali berganti kepengurusan.
"Pembangunan jalan dan parit pertama kali swadaya masyarakat langsung. Kedua pakai kepengurusan oleh Edi Nainggolan. Ketiga kalinya ini baru si Manasar,"terang Lumban Gaol.
"Tetapi kalau masa kepengurusan Edi Nainggolan soal keuangan yang dikutip dari warga ia transparan. Tidak seperti saat ini,'timpal kembali Dolok Saribu.
Ditanya, berapa kali putaran panen dalam sebulan dan berapa besaran hasil panen, Dolok Saribu mengatakan putaran panen sebanyak 2 kali dalam sebulan. Sedangkan hasil panen dalam sebulan mencapai 300 ton.
"Kutipan 30 rupiah perkilo itu sudah berjalan lebih kurang 4 bulan,"ungkap Dolok Saribu.
Dikesempatan itu, Josman Sinaga akrab disapa Naga Tutur yang menerima laporan warga mengatakan, pengelolaan keuangan dari petani semestinya transparansi.
"Jika transparan, tidak akan ada asumsi negatif dari warga. Sehingga jelas keuangan yang dikelola. Jangan hal seperti ini dijadikan ajang kesempatan cari keuntungan pribadi. Ini kan untuk kepentingan mereka bersama,"cetus Naga Tutur.
Kepala Dusun Sei Kelapa 1 Manasar Sitorus, di konfirmasi awak media ini di ruangan Kepala Desa Tanjung Haloban, Rabu (18/08/2021) berkilah jika tidak ada keterbukaan.
"Saya terbuka bang, di akhir tahun ini akan saya adakan pertemuan untuk menjelaskan tentang penggunaan dana kutipan itu kepada para petani. Datanya semua ada bang di rumah,"kilah Manasar mengaku telah membeli material batu petrun sebanyak 40 truck.
Disoal apakah benar ada bantuan material dari PT Hari Sawit Jaya, Manasar mengaku ada bantuan dari PT HSJ berupa abu cangkang kelapa sawit.
"Kalau abu cangkang ada bang, tapi kalau bantuan berupa batu petrun atau krikil gak ada,"pungkasnya. (Hasyim mth)
COMMENTS