Pandeglang - radaristana.com Program Kotaku yang digulirkan oleh Kementrian Umum Dan Perumahan Rakyat (Kemen UPR) melalui Direktorat Jend...
Pandeglang - radaristana.com
Program Kotaku yang digulirkan oleh Kementrian Umum Dan Perumahan Rakyat (Kemen UPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten ini bernilai kontrak cukup besar, yakni Rp. 17 Miliar lebih yang sumber pendanaanya berasal dari Islamic Development Bank, sementara kontraktor pelaksana oleh PT. Pubagot Jaya Abadi KSO dengan jangka waktu pengerjaan 240 hari.
Program kotaku merupakan program tindak lanjut dari program sebelumnya yang telah selesai pengerjaannya, yakni pembangunan bendungan disepanjang aliran Sungai Muara Pantai Teluk pada Desember 2020.
Program Kotaku yang baru saja dilaksanakan di Desa Teluk - Labuan, yang saat ini tengah dalam tahap proses pengerjaan pembangunan yang sempat terjadi kesalahpahaman dengan beberapa Nelayan setempat, yang merasa dirugikan oleh pihak pekerja.
Dadi selaku warga dan juga mantan Kepala desa menjelaskan kepada awak media di ruangan kerja proyek Kotaku di Kampung, Teluk Desa, Teluk Kecamatan, Labuan Kabupaten, Pandeglang - Banten Jumat:26/02/2021
Penjelasan Dadi pada awak Media, Memang benar sempat ada cekcok di lokasi pembangunan kotaku dikarenakan akan di lakukannya pemindahan perahu yang tersandar bahkan hampir tertimbun pendangkalan di pinggir sungai namun ketika kami hendak memindahkan perahu itu patah karena mungkin sudah rapuh,
Dan akhinya pemilik merasa tidak terima dan minta ganti rugi berdasarkan musyawarah maka dari kedua belah pihak sudah selesai,
Masih ungkapnya, "Saya ingin kedepannya bagaimana bekerja sama dan bersinergi antara pemerintah dan masyarakat adapun pihak proyek mereka hanya pekerja.
Konplik atau pro dan kontra saya yakin semua pasti ada namun kami tetap akan hadapi dan terima kritik serta saran dari pihak manapun jika ada yang sekiranya kurang paham yu kita duduk bareng.
Paman Korban Akradi menuturkan kepada awak media, pada saat kejadian dirinya tengah tertidur, namun terbangun karena mendengar adanya keributan antara keponakanannya (Nanang) dengan salah satu mandor pelaksana proyek. Ternyata keributan itu dipicu oleh rusaknya perahu milik keponakannya. Nanang menambahkan, memang perahu itu sudah lama tidak dipakai karena ada kerusakan tapi hendak diperbaiki.
“Saya kaget karena mendengar ada yang ribut-ribut, ketika saya hampiri ternyata keponakan saya Nanang sudah kena pukul oleh salah seorang mandor proyek, melihat itu saya langsung bawa si Nanang untuk divisum.” ujarnya.
Di tempat yang berbeda, Kepala Desa Teluk Endin Fachrudin membenarkan kepada awak media, "memang benar adanya persoalan itu, namun saat ini sudah selesai karena pihak kontraktor sudah sepakat akan memberikan ganti rugi atas rusaknya perahu milik Nanang.
“konflik dalam proses pengerjaan Kotaku di Desa Teluk ini, dikarenakan adanya ketidak sengajaan dari pihak pelaksana proyek hingga menyebabkan rusaknya perahu milik salah seorang nelayan disini, tapi sekarang sudah selesai. Dari pihak yang merasa dirugikan meminta uang penggantian sebesar Rp. 40 juta.” Tutur Endin
Endin berharap, semoga kedua belah pihak benar-benar menjalankan apa yang sudah disepakati dan kejadian serupa tidak terulang Program Kotaku Yang dilaksanakan di Desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten pandeglang, Banten yang saat ini tengah berjalan proses pembangunannya ternyata menuai konflik dengan warga setempat. Padahal sejatinya program tersebut tujuannya adalah untuk kebaikan warga.
hasil informasi dari pihak kepolisian yang menengahi permasalsahan selisih pahaman tersebut dengan hasil musyawarah kedua belah pihak dan dengan tidak ada yang dirugikan.
Kompol Nono selaku kapolsek Labuan memafarkan kepada awak media melalui pesan Aplikasi WhatsApp messenger, "Permasalahan yang terjadi diwilayah proyek pemerintah yaitu program Kotaku sudah diselesaikan dengan muasyawarah kedua belah pihak masalah kesalahpaham kedua warga ini sudah musyawarah dan saling memaafkan,
"Saya harap kedepannya jika ada sesuatu yang belum paham titik terangnya coba duduk bareng dan dimusyawarah kan tutupnya.
Rohmat
COMMENTS