Ponorogo,Radar istana Terkira 700 orang pendekar PSHT, Kamis (12/11/2020) mendatangi padepokan di Jalan raya Ponorogo – Pacitan. Kedatang...
Ponorogo,Radar istana
Terkira 700 orang pendekar PSHT, Kamis (12/11/2020) mendatangi padepokan di Jalan raya Ponorogo – Pacitan. Kedatangan ratusan pendekar bermaksud menolak organisasinya dijadikan alat politik.
Untuk menjaga kestabilan Kamtibmas, koordinar aksi mengajak semua warga PSHT yang datang untuk masuk ke dalam aula, agar aksi warga berjalan dengan rasa kekeluargaan. “Kepada seluruh Warga PSHT kami persilahkan Masuk ke aula, ini adalah rumah kita. Jadi kita bahas secara kekeluargaan.” Ungkap Anom koordinator aksi.
Meski sudah ditunggu beberapa saat, namun Ketua Cabang PSHT Ponorogo tidak kunjung hadir. Akhirnya acarapun dimulai tanpa Ketua Cabang.
“Kepada yang Terhormat Mas Prijono Boedi Setiawan SH. Kami Para warga PSHT dari perwaklian Ranting dan Rayon Seluruh Ponorogo, berharap Agara PSHT tidak di jadikan kendaraan politik atau mesin pemenangan di Pilkada maupun Pemilu.” Ujar Anom,Sang koordinator aksi.
Inisiatif Anom ini dilatar belakangi oleh banyaknya beredar foto Padepokan di jadikan Alat kampanye, dan instruksi struktural dengan terang-terangan mengatas namakan organisasi dan menyerukan untuk pemenangan salah satu Paslon. “Kami berharap agar kangmas dan jajaran untuk segara terbuka hatinya. Mari kembali kepada pepacuh dan ADRT yang menegaskan PSHT tidak berafiliasi kepada partai politik manapun.” Ungkap Anom.
Sejalan dengan pernyataan Anom, Joko perwakilan forum PSHT Ponorogo menyatakan, PSHT harus kembali pada marwah organisasi yang melarang PSHT dijadikan alat politik. “Kita semua harus kembali ke marwah PSHT, jangan jadikan PSHT secar organisasi untuk alat kepentingan politik. Karena hal itu hanya akan memecah belah persaudaraan, bahkan bisa membuat perang sesama saudara PSHT.” Ujar Joko.
Semangat para pendekar PSHT semakin antusias ketika mengetahui ada perwakilan pengurus PSHT pusat Madiun yakni kangmas Topo. Merasa mendapat restu dari pengurus pusat, para warga PSHT yang datang ke padepokan, spontan berdiri dan mendeklarasikan netralitas PSHT pada Pilkada Ponorogo 2020. Hal ini ditandai dengan pembentangan banner bertuliskan “Netralitas PSHT Cabang Ponorogo di Pilkada Ponorogo Tahun 2020,” yang selanjutnya dipasang pada pagar padepokan.
Ratusan pendekar PSHT dengan tertib meninggalkan padepokan sembari meneriakkan yel-yel “PSHT Jaya”, “PSHT Wani”, “NKRI Harga Mati”.Tutupnya.(donkey).
COMMENTS