Riau, Radar Istana Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), sebahagian wilayah Indragiri Hulu, Riau yang diresmikan pada 19 Juli 20...
Riau, Radar Istana
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), sebahagian wilayah Indragiri Hulu, Riau yang diresmikan pada 19 Juli 2004 dan secara keseluruhan mempunyai luas sebesar 38.576 hektare adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan menunjang budidaya, pariwisata serta rekreasi harus terlindungi.
" Begitu besar manfaatknya, sehingga TNTN penting dijaga oleh semua pihak," kata Kepala Balai TNTN Kepala Balai Taman Nasional Tessonilo, Halasan Tulus di Rengat, Kamis (25/6)
Ia mengatakan, berbagai cara dan upaya dilakukan untuk melindungi TNTN dari penjarahan baik oleh perorangan, koperasi atau pemilik modal, besarnya peranan semua pihak untuk ikut empati dan peduli sangat di apresiasi tinggi.
Pihak TNTN dalam upaya untuk melestarikannya, berbagai macam pendekatan dilakukan, lebih kepada kelompok masyarakat, seperti di Desa Bagan Limau, telah ada Perjanjian Kerjasama (PKS) terhadap 9 Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK), anggota per kelompok berkisar antara 20 - 50 Kepala Keluarga.
Selama ini kelompok binaan itu menanam tanaman kehutanan sehingga tutupan hutan akan pulih, tetapi juga diperbolehkan menanam tanaman kehidupan yang nantinya dimanfaatkan buahnya sambil hutan terjaga.
" Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, sebagai salah satu bagian dari jaringan kawasan konservasi Indonesia," sebut IR Halasan.
Ia juga menjelaskan, Taman nasional mempunyai fungsi paling lengkap, yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan karagaman jenis tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati.
" Taman Nasional Tesso Nilo adalah kawasan hutan hujan dataran rendah yang merupakan sub das aliran sungai tesso dan nilo," ujarnya.
Menurutnya, Taman Nasional Tesso Nilo memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian LIPI (2003) menunjukkan bahwa terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 burung, 23 mamalia, tiga primata, 50 ikan, 15 reptilia dan 18 amfibia di se Taman Nasional Tesso Nilo.
Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi habitat bagi satwa gajah sumatera dan harimau sumatera, Kawasan TNTN yang dilindungi setakat ini justru sudah ada digerogoti sejumlah pemilik modal dan Koperasi, di jadikan lahan perkebunan sawit.
" Ini sangat disayangkan, namun demkian, TNTN berharap ada pola kemitraan konservasi dapat dijadikan solusi," sebutnya.
Katanya, intinya kerjasama diantaranya karena punya persepsi dan visi/misi yang sama dengan tujuan tentunya pelestarian alam dan lingkungan (pendekatan ekologis), dipadukan dengan tujuan pengembangan masyarakat (pendekatan) ekonomis.
Seperti di Desa Bagan Limau, telah ada Perjanjian Kerjasama denagn Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terhadap sembilan Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK), terkait dengan ada KUD Tani Bahagia di Lubuk Batu Tinggal, Indragiri Hulu telah masuk areal TNTN telah dilakukan komunikasi dengan banyak pihak.
" Setakat ini masih menunggu hasil, berharap kedepan tidak ada lagi yang berusaha merubah fungsi hutan tersebut," pintanya. (Asri)
COMMENTS